Penentuan awal bulan Hijriyah memiliki arti penting dalam kehidupan umat Islam. Kalender Hijriyah menjadi acuan berbagai ibadah utama seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, dan puasa-puasa sunnah. Dalam konteks ini, Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Bojonegoro menegaskan peran vitalnya sebagai garda terdepan dalam observasi dan pengkajian ilmu falak (astronomi Islam), khususnya dalam mendukung akurasi Kalender falakiyah nu Hijriyah Nasional.

Sebagai bagian dari struktur NU, Lembaga Falakiyah memiliki mandat ilmiah dan keagamaan dalam hisab dan rukyat. Di Bojonegoro, LFNU telah menjadi contoh nyata bagaimana lembaga lokal dapat memberi kontribusi signifikan pada keputusan tingkat nasional, terutama terkait penetapan awal bulan Hijriyah yang kerap menjadi perhatian publik.

Keahlian dan Infrastruktur

LFNU Bojonegoro memiliki sejumlah kader yang telah menguasai ilmu falak klasik maupun modern. Dengan dukungan instrumen astronomi seperti teleskop, theodolit, dan perangkat lunak hisab, lembaga ini secara konsisten melakukan rukyat hilal (pengamatan bulan sabit) secara rutin di lokasi strategis seperti Bukit Wonocolo dan kawasan pantai utara Jawa.

Tak hanya sekadar observasi, mereka juga aktif melakukan pelatihan dan edukasi kepada santri dan masyarakat umum tentang pentingnya ilmu falak. Hal ini berperan dalam regenerasi ahli falak dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya rukyat dalam penetapan waktu-waktu ibadah.

Kontribusi terhadap Kalender Nasional

Setiap menjelang awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah, LFNU Bojonegoro menjadi salah satu titik referensi penting dalam jaringan rukyat nasional yang dilibatkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun Kementerian Agama Republik Indonesia. Data rukyat yang dikirim dari Bojonegoro berkontribusi dalam Sidang Isbat nasional, yang menentukan awal bulan Hijriyah secara resmi.

Menariknya, laporan dari LFNU Bojonegoro seringkali dianggap representatif karena daerah ini memiliki kondisi geografis yang ideal untuk observasi hilal. Bukit-bukit terbuka tanpa polusi cahaya dan atmosfer yang relatif stabil menjadikan hasil rukyat dari Bojonegoro memiliki keandalan tinggi.

Peran dalam Harmonisasi Umat

Selain kontribusi ilmiah, keberadaan LFNU Bojonegoro juga penting dalam menjaga harmoni umat. Dalam suasana yang kadang menegang akibat perbedaan metode hisab dan rukyat, LFNU bersikap moderat dan solutif. Mereka menjelaskan kepada masyarakat tentang dasar-dasar penetapan hilal dengan pendekatan edukatif, bukan konfrontatif.

Dengan demikian, peran LFNU Bojonegoro tidak hanya teknis, tetapi juga sosial-kultural. Mereka menjadi jembatan antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan masyarakat dalam urusan falakiyah. Ini sangat penting dalam konteks Indonesia yang plural secara metodologi dan geografis.

Langkah ke Depan

Ke depan, LFNU Bojonegoro bertekad untuk terus memperkuat kapasitasnya, termasuk dengan membangun observatorium mini dan digitalisasi data rukyat. Dengan teknologi yang semakin canggih dan kolaborasi antar-lembaga yang makin kuat, kontribusi LFNU Bojonegoro dalam mendukung kalender Hijriyah nasional akan semakin signifikan.

Mereka juga berharap agar ilmu falak kembali menjadi bagian penting dalam kurikulum pesantren dan madrasah, sehingga generasi muda NU memahami bahwa astronomi bukan hanya warisan keilmuan, tetapi juga instrumen ibadah yang berdampak luas.

Lembaga Falakiyah NU Bojonegoro telah membuktikan bahwa kerja ilmiah dan spiritual bisa berjalan berdampingan. Kontribusinya dalam kalender Hijriyah nasional menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal mampu memberi sumbangsih besar dalam skala nasional. Dengan dukungan masyarakat dan sinergi antarlembaga, peran mereka akan terus relevan dan strategis di masa depan.